Rabu, 22 Februari 2023

Apa Hari Kepanduan Sedunia yang Diperingati 22 Februari? Ini Sejarah dan Bedanya dengan Hari Pramuka


Setiap tanggal 22 Februari diperingati sebagai Hari Kepanduan Sedunia yang tentunya tidak asing bagi para pecinta Pramuka.

Di Indonesia terdapat pula momen peringatan serupa Hari Kepanduan Sedunia yakni Hari Pramuka.

Lantas apa itu Hari Kepanduan Sedunia yang diperingati setiap 22 Februari? Simak sejarah dan bedanya dengan Hari Pramuka.

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari laman resmi Pramuka, sejarah lahirnya Hari Kepanduan Sedunia berawal dari pemikiran seorang pemuda Inggris yang merangkum atau menulis pengalamannya saat bertugas di Afrika dan India.

Pemuda tersebut adalah Lord Baden Powell of Giwell yang memiliki nama lengkap  Robert Stephenson Smyth Baden Powell dan lebih dikenal dengan panggilan Baden Powell.


 

Lord Baden Powell lahir 22 Februari 1857 di London. Tanggal lahirnya itulah yang diperingati sebagai Hari Kepanduan Sedunia.

Semasa perang Boer, Baden Powell bertugas sebagai staff dari pasukan Kerajaan Inggris pada tahun 1896 – 1897.

Dia juga menjadi kolonel pasukan berkuda di Afrika Selatan yang mempunyai pengalaman terkepung oleh bangsa Boer di Kota Mafeking, Afsel selama 127 hari kekurangan makanan.

Baden Powell kemudian mengalahkan bangsa Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik raja Dinizulu.

Pengalamannya tersebut ia tulis menjadi sebuah buku dengan judul “AIDS TO SCOUTING “ yang sebenarnya untuk memberi petunjuk kepada tentara Inggris agar dapat melakukan tugas penyelidik dengan baik.

Buku tersebut memuat cara menjelajahi hutan dengan kecakapan tertentu, baik diperoleh dari alam ataupun tokoh masyarakat yang dilalui, seperti mengenali jejak perjalanan yang baru dilewati untuk keluar dari rimbunnya hutan, mengenali buah-buahan yang dapat dimakan, air yang boleh diminum, mengetahui arah mata angin tanpa melihat arah matahari karena rimbunnya hutan dan sebagainya.

Untuk menguji kebenaran isi buku itu, 21 orang pemuda yang menamakan kelompok Boys Brigade mengundang Baden Powell.

Mereka kemudian bersama-sama membuktikan isi buku Baden Powell dengan mengadakan perkemahan di Pulau Brownsea (Brownsea Island) pada tanggal 25 Juli 1907.

Selama 8 hari peserta perkemahan tersebut melakukan pengembaraan menerapkan isi buku Aids for Scouting bersama Baden Powell.

Pengalaman dalam perkemahan tersebut dicatat setiap hari, pada akhir perkemahan catatan tersebut dikumpulkan menjadi satu oleh Baden Powell dijadikanlah sebuah buku denan judul “Scouting For Boys” yang diterbitkan tahun 1908.

Kelompok anak muda yang melakukan perkemahan di Brownsea tersebut lantas mengubah nama kelompoknya dari Boys Brigade menjadi BOY SCOUT dan menjadikan Scouting For Boys sebagai buku panduannya.

Berawal dari situ, ajaran Baden Powell dalam bukunya berkembang dan berdirilah organisasi kepanduan-kepanduan (yang  semua hanya untuk anak laki-laki berusia penggalang) yang disebut Boys Scout.

Selanjutnya, berdirilah organisasi kepanduan putri bernama GIRL GUIDES. Organisasi tersebut berdiri atas bantuan adik perempuan Baden Powell, Agnes dan diteruskan oleh Ny.

Kemudian tahun 1918 Baden powell membentuk Rover Scout (Pramuka usia Penengak) untuk menampung mereka yang sudah lewat usia 17 tahun tetapi masih sering giat di bidang kepanduan, dengan buku panduan ROVERING TO SUCCES (Mengembara Menuju Kebahagiaan) yang telah diterbitkan tahun 1912.

Pada tahun 1920 para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara Jambore Dunia yang pertama.

Ketika hari terakhir kegiatan jambore tanggal 6 Agustus 1920 Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout of The World atau Bapak Pandu Sedunia.

Sejak Tahun 1920 itu dibentuklah Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya berada di London Inggris.

Pada tahun 1929 Baden Powell mendapat gelar kehormatan ”Lord” hingga namanya menjadi Lord Baden Powell of Gilwell dengan julukan Baron, gelar yang diberikan oleh Raja George V.

Lalu apa bedanya Hari Kepanduan Sedunia dengan Hari Pramuka Sedunia. Perbedaan pertama tentu saja ada pada tanggal peringatannya.

Jika Hari Kepanduan Sedunia diperingati tanggal 22 Februari, Hari Pramuka di Indonesia diperingati setiap 14 Agustus.

Organisasi Pramuka di Indonesia sendiri ditandai dengan munculnya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912, yang kemudian berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIVP) di tahun 1916.

Di tahun yang sama, Mangkunegara VII membentuk Organisasi Kepanduan pertama Indonesia dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).

Lahirnya JPO tersebut kemudian memicu gerakan nasional lainnya untuk membuat organisasi sejenis pada saat itu.

Dari berbagai organisasi kepanduan yang ada kemudian mengalami penyatuan dengan lahirnya INPO (Indonesische Padvinderij Organisatie) pada 1926.

Singkatnya, setelah kemerdekaan tanah air lahirlah kepanduan yang bersifat nasional, yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada 28 Desember 1945.

Pada 1960 pemerintah dan MPRS berupaya untuk membenahi organisasi kepramukaan di Indonesia yang terkendala kekompakan para anggota di dalamnya

Sebagai tindak lanjut upaya tersebut, pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno mengumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan kepramukaan Indonesia.

Dalam kesempatan itu Presiden membentuk panitia pembentukan gerakan Pramuka yang tediri dari Sultan Hamengkubuwono XI, Prof Prijono, Dr A Aziz Saleh serta Achmadi. Peristiwa tersebut kemudian dikenal dengan Hari Tunas Gerakan Pramuka.

Kemudian, pada 14 Agustus 1961 dilakukan MAPINAS (Majelis Pimpinan Nasional) yang diketuai oleh Preiden Soekarno, wakil ketua I Sultan Hamengkubuwono XI dan wakil ketua II Brigjen TNI Dr. A. Azis Saleh.

Kegiatan tersebut ditandai dengan penyerahan panji-panji Pramuka oleh Presiden Soekarno kepada tokoh-tokoh Pramuka.

Penyerahan dihadiri oleh ribuan anggota Pramuka untuk memperkenalkan gerakan Pramuka kepada Masyarakat.

Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai hari lahir Pramuka yang sampai saat ini masih terus diperingati sebagai Hari Pramuka.

Demikian informasi mengenai apa Hari Kepanduan Sedunia yang diperingati 22 Februari 2023 dan apa bedanya dengan Hari Pramuka.


 

 

Kamis, 26 Januari 2023

PMR SMK PUI Jatibarang lkuti Jumbara PMR lndramayu 2023

 

 

Ekstrakurikuler PMR SMK PUI Jatibarang ikuti Jumbara PMR Kabupaten lndramayu 2023 yang digelar oleh PMl Kabupaten lndramayu di Lapangan Kampus Hijau Ponpes NU Kaplongan, Karangampel, lndramayu pada Jumat s.d. Minggu, 27—29 Januari 2023 atau selama tiga hari dua malam.

Pembina PMR SMK PUI Jatibarang, Tarkinih, S.Pd. mengatakan bahwa Jumbara ini merupakan puncak pembinaan dan ajang unjuk keterampilan, khususnya PMR wira dan mengukur kapasitas tingkat pengetahuan dan keterampilan dalam latihan rutin yang sudah dilaksanakan di sekolah selama ini, sehingga kami sudah berusaha untuk berlatih dan meningkatkan kualitas dan kemampuan PMR SMK PUI Jatibarang.

Sabtu, 07 Januari 2023

Ekstrakurikuler SMK PUI Jatibarang

 

Ekstrakurikuler Wajib

1.  Pramuka


Gerakan Pramuka Indonesia adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan kepanduan. Pramuka adalah ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua pelajar di Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka sebagai wadah untuk mencapai tujuan Pramuka dan berasaskan Pancasila.



Ambalan Gerakan Pramuka Pangkalan SMK PUI Jatibarang diberi nama K.H. Abdul Halim dan Nyi Hj. Siti Khodijah dengan nomor gugus depan 08.119-120.

Pramuka SMK PUI Jatibarang telah memiliki cukup banyak prestasi dalam lomba kepramukaan baik tingkat Jawa Barat, maupun nasional di antaranya dalam perlombaan Jaliteng 10 2020 di Kandanghaur,  GSS XVI 2020 di Kabupaten Sumedang, dan sebagainya.



2. Paskibra

Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) bertugas untuk mengibarkan dan menurunkan Sang Saka Merah Putih di sekolah pada kegaiatan upacara bendera. Upacara bendera biasa dilaksanakan peringatan hari-hari penting seperti Hari Kemerdekaan RI, Sumpah Pemuda, dan sebagainya.

Setiap tahunnya, Paskibra SMK PUI Jatibarang mengirimkan anggotanya untuk calon Paskibraka di tingkat Kabupaten Indramayu. Beberapa siswa SMK PUI Jatibarang pernah lolos dalam seleksi tersebut, yaitu M. Didi Irawan (2014), M. Ibrahim Isnan Imsawan (2016), Sedi Gamalama (2019), dan M. Hakim Mazid (2021).

3. Palang Merah Remaja

Palang Merah Remaja (PMR) adalah anggota remaja Palang Merah Indonesia (PMI) yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. Materi pokok yang diajarkan di ekstrakurikuler PMR adalah gerakan kepalangmerahan, kepemimpinan, pertolongan pertama, kesehatan keluarga, kesehatan remaja, siap siaga bencana, dan donor darah.

Ekstrakurikuler Pengembangan Diri

1.  Irma (Ikatan Remaja Masjid)

Irma adalah organisasi keagamaan yang ada di SMK PUI Jatibarang yang tugas pokoknya adalah mengelola kegiatan di tempat ibadah di sekolah. Irma berperan dalam mengoptimalkan fungsi tempat ibadah di sekolah. Musala atau masjid yang ada di lingkungan sekolah yang rata-rata hanya difungsikan untuk salat, Irma berperan aktif dalam membuat tempat ibadah menjadi lebih banyak kegiatan seperti latihan seni musik hadrah, pembacaan sejarah Nabi Muhammad saw., dan masih banyak lagi.

2.  Olahraga

Di SMK PUI Jatibarang terdapat ekstrakurikuler atau pengembangan diri olahraga yang terdiri atas futsal/sepak bola, bola voli, bulu tangkis, tenis meja, pencak silat, dsb.

Kegiatan olahraga di SMK PUI Jatibarang ditujukan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Siswa terbaik akan diajukan mengikuti kejuaraan olahraga sepert O2SN.

3.  Seni Musik

Musik adalah seni yang dinikmati oleh indra pendengar. SMK PUI Jatibarang memiliki kegiatan siswa berupa seni musik. Seni musik di SMK PUI Jatibarang terbagi menjadi musik modern atau band dan seni musik tradisional angklung.

Seni musik di SMK PUI Jatibarang biasa dipertunjukkan pada kegiatan penyambutan tamu sekolah seperti akreditasi dan PPKKS. Selain itu, grup musik dari SMK PUI Jatibarang juga pernah mengikuti parade band pada acara Mermule Buyut Godong, Desa Jatibarang Baru 2021.