Minggu, 25 Juni 2023

Tiga Amalan dengan Pahala Setara Ibadah Haji

Allah Swt. dengan hikmah-Nya telah mensyariatkan beberapa amal ibadah yang jika dilakukan oleh seorang hamba, maka pahalanya dapat menyamai pahala haji ataupun umrah. Amalan-amalan yang perlu untuk kita ketahui, lalu kita amalkan sehingga bisa menjadi tabungan amal kita di akhirat nanti.

Perlu kita garis bawahi, maksud dari amalan-amalan yang setara dengan ibadah haji ini adalah setara dalam hal pahala dan balasan, bukan pada pengesahan, pencukupan, dan pengguguran kewajiban sebuah ibadah. Kewajiban haji tidak akan gugur dari seseorang yang telah mampu serta tidak memiliki penghalang, meskipun ia telah melakukan amalan-amalan yang pahalanya setara dengan ibadah haji ini.

1. Menjaga Salat Lima Waktu secara Berjemaah

Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk salat wajib berjemaah, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji dan sedang berihram. Dan siapa saja yang keluar untuk salat sunah Duha yang dia tidak melakukannya kecuali karena itu, maka pahalanya seperti pahala orang yang berumrah. Dan (yang melakukan) salat setelah salat lainnya, tidak melakukan perkara sia-sia antara keduanya, maka pahalanya ditulis di ‘illiyyin (kitab catatan amal orang-orang saleh).” (H.R. Abu Daud no. 558).

2. Menghadiri Majelis Ilmu dan Mengajarkannya

Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa berangkat ke masjid, tidak ada yang ia inginkan kecuali untuk mempelajari satu kebaikan atau mengetahui ilmunya, maka ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna.” (H.R. Thabrani 8: 111 dan dihukumi hasan sahih oleh Syekh Albani dalam kitabnya Shahih At-Targib).

3. Umrah pada Bulan Ramadan

Ketika Rasulullah saw. baru saja kembali dari hajinya, beliau bertanya kepada Ummu Sinan Al-Anshariyyah ra.

“Apa yang menghalangimu untuk menunaikan haji?”

Perempuan tersebut menjawab, “Bapak si fulan, yang ia maksud suaminya, memiliki dua ekor unta yang salah satunya sering digunakan untuk menunaikan haji, sedangkan unta yang satunya lagi digunakan untuk mencari air minum buat kami.”

Nabi Muhammad saw. pun bersabda, “Umrah pada bulan Ramadan sebanding dengan haji atau haji bersamaku.” (H.R. Bukhari no. 1863 dan Muslim no. 1256).

 

Rabu, 22 Februari 2023

Apa Hari Kepanduan Sedunia yang Diperingati 22 Februari? Ini Sejarah dan Bedanya dengan Hari Pramuka


Setiap tanggal 22 Februari diperingati sebagai Hari Kepanduan Sedunia yang tentunya tidak asing bagi para pecinta Pramuka.

Di Indonesia terdapat pula momen peringatan serupa Hari Kepanduan Sedunia yakni Hari Pramuka.

Lantas apa itu Hari Kepanduan Sedunia yang diperingati setiap 22 Februari? Simak sejarah dan bedanya dengan Hari Pramuka.

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari laman resmi Pramuka, sejarah lahirnya Hari Kepanduan Sedunia berawal dari pemikiran seorang pemuda Inggris yang merangkum atau menulis pengalamannya saat bertugas di Afrika dan India.

Pemuda tersebut adalah Lord Baden Powell of Giwell yang memiliki nama lengkap  Robert Stephenson Smyth Baden Powell dan lebih dikenal dengan panggilan Baden Powell.


 

Lord Baden Powell lahir 22 Februari 1857 di London. Tanggal lahirnya itulah yang diperingati sebagai Hari Kepanduan Sedunia.

Semasa perang Boer, Baden Powell bertugas sebagai staff dari pasukan Kerajaan Inggris pada tahun 1896 – 1897.

Dia juga menjadi kolonel pasukan berkuda di Afrika Selatan yang mempunyai pengalaman terkepung oleh bangsa Boer di Kota Mafeking, Afsel selama 127 hari kekurangan makanan.

Baden Powell kemudian mengalahkan bangsa Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik raja Dinizulu.

Pengalamannya tersebut ia tulis menjadi sebuah buku dengan judul “AIDS TO SCOUTING “ yang sebenarnya untuk memberi petunjuk kepada tentara Inggris agar dapat melakukan tugas penyelidik dengan baik.

Buku tersebut memuat cara menjelajahi hutan dengan kecakapan tertentu, baik diperoleh dari alam ataupun tokoh masyarakat yang dilalui, seperti mengenali jejak perjalanan yang baru dilewati untuk keluar dari rimbunnya hutan, mengenali buah-buahan yang dapat dimakan, air yang boleh diminum, mengetahui arah mata angin tanpa melihat arah matahari karena rimbunnya hutan dan sebagainya.

Untuk menguji kebenaran isi buku itu, 21 orang pemuda yang menamakan kelompok Boys Brigade mengundang Baden Powell.

Mereka kemudian bersama-sama membuktikan isi buku Baden Powell dengan mengadakan perkemahan di Pulau Brownsea (Brownsea Island) pada tanggal 25 Juli 1907.

Selama 8 hari peserta perkemahan tersebut melakukan pengembaraan menerapkan isi buku Aids for Scouting bersama Baden Powell.

Pengalaman dalam perkemahan tersebut dicatat setiap hari, pada akhir perkemahan catatan tersebut dikumpulkan menjadi satu oleh Baden Powell dijadikanlah sebuah buku denan judul “Scouting For Boys” yang diterbitkan tahun 1908.

Kelompok anak muda yang melakukan perkemahan di Brownsea tersebut lantas mengubah nama kelompoknya dari Boys Brigade menjadi BOY SCOUT dan menjadikan Scouting For Boys sebagai buku panduannya.

Berawal dari situ, ajaran Baden Powell dalam bukunya berkembang dan berdirilah organisasi kepanduan-kepanduan (yang  semua hanya untuk anak laki-laki berusia penggalang) yang disebut Boys Scout.

Selanjutnya, berdirilah organisasi kepanduan putri bernama GIRL GUIDES. Organisasi tersebut berdiri atas bantuan adik perempuan Baden Powell, Agnes dan diteruskan oleh Ny.

Kemudian tahun 1918 Baden powell membentuk Rover Scout (Pramuka usia Penengak) untuk menampung mereka yang sudah lewat usia 17 tahun tetapi masih sering giat di bidang kepanduan, dengan buku panduan ROVERING TO SUCCES (Mengembara Menuju Kebahagiaan) yang telah diterbitkan tahun 1912.

Pada tahun 1920 para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara Jambore Dunia yang pertama.

Ketika hari terakhir kegiatan jambore tanggal 6 Agustus 1920 Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout of The World atau Bapak Pandu Sedunia.

Sejak Tahun 1920 itu dibentuklah Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya berada di London Inggris.

Pada tahun 1929 Baden Powell mendapat gelar kehormatan ”Lord” hingga namanya menjadi Lord Baden Powell of Gilwell dengan julukan Baron, gelar yang diberikan oleh Raja George V.

Lalu apa bedanya Hari Kepanduan Sedunia dengan Hari Pramuka Sedunia. Perbedaan pertama tentu saja ada pada tanggal peringatannya.

Jika Hari Kepanduan Sedunia diperingati tanggal 22 Februari, Hari Pramuka di Indonesia diperingati setiap 14 Agustus.

Organisasi Pramuka di Indonesia sendiri ditandai dengan munculnya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912, yang kemudian berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIVP) di tahun 1916.

Di tahun yang sama, Mangkunegara VII membentuk Organisasi Kepanduan pertama Indonesia dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).

Lahirnya JPO tersebut kemudian memicu gerakan nasional lainnya untuk membuat organisasi sejenis pada saat itu.

Dari berbagai organisasi kepanduan yang ada kemudian mengalami penyatuan dengan lahirnya INPO (Indonesische Padvinderij Organisatie) pada 1926.

Singkatnya, setelah kemerdekaan tanah air lahirlah kepanduan yang bersifat nasional, yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada 28 Desember 1945.

Pada 1960 pemerintah dan MPRS berupaya untuk membenahi organisasi kepramukaan di Indonesia yang terkendala kekompakan para anggota di dalamnya

Sebagai tindak lanjut upaya tersebut, pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno mengumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan kepramukaan Indonesia.

Dalam kesempatan itu Presiden membentuk panitia pembentukan gerakan Pramuka yang tediri dari Sultan Hamengkubuwono XI, Prof Prijono, Dr A Aziz Saleh serta Achmadi. Peristiwa tersebut kemudian dikenal dengan Hari Tunas Gerakan Pramuka.

Kemudian, pada 14 Agustus 1961 dilakukan MAPINAS (Majelis Pimpinan Nasional) yang diketuai oleh Preiden Soekarno, wakil ketua I Sultan Hamengkubuwono XI dan wakil ketua II Brigjen TNI Dr. A. Azis Saleh.

Kegiatan tersebut ditandai dengan penyerahan panji-panji Pramuka oleh Presiden Soekarno kepada tokoh-tokoh Pramuka.

Penyerahan dihadiri oleh ribuan anggota Pramuka untuk memperkenalkan gerakan Pramuka kepada Masyarakat.

Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai hari lahir Pramuka yang sampai saat ini masih terus diperingati sebagai Hari Pramuka.

Demikian informasi mengenai apa Hari Kepanduan Sedunia yang diperingati 22 Februari 2023 dan apa bedanya dengan Hari Pramuka.