Setiap tanggal 22 Februari
diperingati sebagai Hari
Kepanduan Sedunia yang tentunya tidak asing bagi para pecinta
Pramuka.
Di Indonesia terdapat pula momen peringatan serupa Hari
Kepanduan Sedunia yakni Hari Pramuka.
Lantas apa itu Hari
Kepanduan Sedunia yang diperingati setiap 22 Februari?
Simak sejarah
dan bedanya dengan Hari Pramuka.
Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari
laman resmi Pramuka, sejarah
lahirnya Hari
Kepanduan Sedunia berawal dari pemikiran seorang pemuda Inggris yang
merangkum atau menulis pengalamannya saat bertugas di Afrika dan India.
Pemuda tersebut adalah Lord Baden Powell of Giwell yang memiliki
nama lengkap Robert Stephenson Smyth Baden Powell dan lebih dikenal
dengan panggilan Baden Powell.
Lord Baden Powell lahir 22 Februari
1857 di London. Tanggal lahirnya itulah yang diperingati sebagai Hari
Kepanduan Sedunia.
Semasa perang Boer, Baden Powell bertugas sebagai staff dari
pasukan Kerajaan Inggris pada tahun 1896 – 1897.
Dia juga menjadi kolonel pasukan berkuda di Afrika Selatan yang
mempunyai pengalaman terkepung oleh bangsa Boer di Kota Mafeking, Afsel selama
127 hari kekurangan makanan.
Baden Powell kemudian mengalahkan bangsa Zulu di Afrika dan
mengambil kalung manik kayu milik raja Dinizulu.
Pengalamannya tersebut ia tulis menjadi sebuah buku dengan judul
“AIDS TO SCOUTING “ yang sebenarnya untuk memberi petunjuk kepada tentara
Inggris agar dapat melakukan tugas penyelidik dengan baik.
Buku tersebut memuat cara menjelajahi hutan dengan kecakapan
tertentu, baik diperoleh dari alam ataupun tokoh masyarakat yang dilalui,
seperti mengenali jejak perjalanan yang baru dilewati untuk keluar dari
rimbunnya hutan, mengenali buah-buahan yang dapat dimakan, air yang boleh
diminum, mengetahui arah mata angin tanpa melihat arah matahari karena
rimbunnya hutan dan sebagainya.
Untuk menguji kebenaran isi buku itu, 21 orang pemuda yang
menamakan kelompok Boys Brigade mengundang Baden Powell.
Mereka kemudian bersama-sama membuktikan isi buku Baden Powell
dengan mengadakan perkemahan di Pulau Brownsea (Brownsea Island) pada tanggal
25 Juli 1907.
Selama 8 hari peserta perkemahan tersebut melakukan pengembaraan
menerapkan isi buku Aids for Scouting bersama Baden Powell.
Pengalaman dalam perkemahan tersebut dicatat setiap hari, pada
akhir perkemahan catatan tersebut dikumpulkan menjadi satu oleh Baden Powell
dijadikanlah sebuah buku denan judul “Scouting For Boys” yang diterbitkan tahun
1908.
Kelompok anak muda yang melakukan perkemahan di Brownsea tersebut
lantas mengubah nama kelompoknya dari Boys Brigade menjadi BOY SCOUT dan
menjadikan Scouting For Boys sebagai buku panduannya.
Berawal dari situ, ajaran Baden Powell dalam bukunya berkembang
dan berdirilah organisasi kepanduan-kepanduan (yang semua hanya untuk
anak laki-laki berusia penggalang) yang disebut Boys Scout.
Selanjutnya, berdirilah organisasi kepanduan putri bernama GIRL
GUIDES. Organisasi tersebut berdiri atas bantuan adik perempuan Baden Powell,
Agnes dan diteruskan oleh Ny.
Kemudian tahun 1918 Baden powell membentuk Rover Scout (Pramuka
usia Penengak) untuk menampung mereka yang sudah lewat usia 17 tahun tetapi
masih sering giat di bidang kepanduan, dengan buku panduan ROVERING TO SUCCES
(Mengembara Menuju Kebahagiaan) yang telah diterbitkan tahun 1912.
Pada tahun 1920 para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London,
Inggris dalam acara Jambore Dunia yang pertama.
Ketika hari terakhir kegiatan jambore tanggal 6 Agustus 1920 Baden
Powell diangkat sebagai Chief Scout of The World atau Bapak Pandu Sedunia.
Sejak Tahun 1920 itu dibentuklah Dewan Internasional dengan 9 orang
anggota dan Biro Sekretariatnya berada di London Inggris.
Pada tahun 1929 Baden Powell mendapat gelar kehormatan ”Lord”
hingga namanya menjadi Lord Baden Powell of Gilwell dengan julukan Baron, gelar
yang diberikan oleh Raja George V.
Lalu apa bedanya Hari
Kepanduan Sedunia dengan Hari Pramuka
Sedunia. Perbedaan pertama tentu saja ada pada tanggal peringatannya.
Jika Hari
Kepanduan Sedunia diperingati tanggal 22 Februari,
Hari Pramuka
di Indonesia diperingati setiap 14 Agustus.
Organisasi Pramuka di Indonesia sendiri ditandai dengan munculnya
cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO)
pada tahun 1912, yang kemudian berubah nama menjadi Nederlands Indische
Padvinders Vereniging (NIVP) di tahun 1916.
Di tahun yang sama, Mangkunegara VII membentuk Organisasi
Kepanduan pertama Indonesia dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).
Lahirnya JPO tersebut kemudian memicu gerakan nasional lainnya
untuk membuat organisasi sejenis pada saat itu.
Dari berbagai organisasi kepanduan yang ada kemudian mengalami
penyatuan dengan lahirnya INPO (Indonesische Padvinderij Organisatie) pada
1926.
Singkatnya, setelah kemerdekaan tanah air lahirlah kepanduan yang
bersifat nasional, yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada 28 Desember 1945.
Pada 1960 pemerintah dan MPRS berupaya untuk membenahi organisasi
kepramukaan di Indonesia yang terkendala kekompakan para anggota di dalamnya
Sebagai tindak lanjut upaya tersebut, pada 9 Maret 1961, Presiden
Soekarno mengumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan kepramukaan Indonesia.
Dalam kesempatan itu Presiden membentuk panitia pembentukan
gerakan Pramuka yang tediri dari Sultan Hamengkubuwono XI, Prof Prijono, Dr A
Aziz Saleh serta Achmadi. Peristiwa tersebut kemudian dikenal dengan Hari Tunas
Gerakan Pramuka.
Kemudian, pada 14 Agustus 1961 dilakukan MAPINAS (Majelis Pimpinan
Nasional) yang diketuai oleh Preiden Soekarno, wakil ketua I Sultan
Hamengkubuwono XI dan wakil ketua II Brigjen TNI Dr. A. Azis Saleh.
Kegiatan tersebut ditandai dengan penyerahan panji-panji Pramuka
oleh Presiden Soekarno kepada tokoh-tokoh Pramuka.
Penyerahan dihadiri oleh ribuan anggota Pramuka untuk
memperkenalkan gerakan Pramuka kepada Masyarakat.
Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai hari lahir Pramuka yang
sampai saat ini masih terus diperingati sebagai Hari Pramuka.
Demikian informasi mengenai apa Hari
Kepanduan Sedunia yang diperingati 22 Februari
2023 dan apa bedanya dengan Hari Pramuka.